BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang
polong
diameternya kira-kira 1 cm dan beratnya 0,5-1 gram,
yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak
di bagian dasar hipotalamus. Kelenjar ini terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus
anterior, intemediet, dan posterior. Meskipun berukuran kecil, tetapi kelenjar
hipofisis memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh (master of
gland), sehingga diharapkan kita dapat mengetahui peranan-peranan kelenjar
tersebut di dalam tubuh.
1.2.
Pembatasan
Masalah
Dalam penyusunan maklah ini, penyusun membatasi
masalah yang akan dibahas yaitu mengenai pengertian kelenjar hipofisis, kenjar
hipofisis serta hubunganya dengan hipotalamus, jenis-jenis sel dalam kelenjar
hipofisis, fungsi kelenjar hipofisis, dan pengaturan sekresi kelenjar hipofisis
oleh hipotalamus.
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas matakuliah bahasa Indonesia. Selain itu dengan
disusunnya makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya
bagi penyusun dan umumya bagi pambaca.
1.4.
Metode
Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penyusunan
makalah ini yaitu dengan studi pustaka dan penelusuran dalam situs internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Hipofisa
merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong diameternya kira-kira 1 cm dan
beratnya 0,5-1 gram, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela
tursika) di dasar otak. dan
dihubungkan dengan hipotalamus oleh tungkai hipofisis atau hipofisial.(gambar
2.1) Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior,
intermediet, dan posterior. Lobus intermediet hanya terdapat dalam kelenjar
hipofisis bayi. Meskipun berukuran kecil, tetapi hipofisis memegang peranan
penting dalam koordinasi kimia tubuh sehingga disebut master of gland.
Gambar
2.1
2.2. Kenjar
Hipofisis Serta Hubunganya dengan Hipotalamus
Lobus pada kelenjar hipopisis jika di pandang
dari sudut embriologi, bagian hipofisis berasal dari dua sumber yang berbeda,
hipofisis anterior barasal dari kantong
Rathke, yang merupakan invaginasi pada epitel faring sewaktu pembentukan
embrio, dan hipofisis posterior berasal dari penojolan hipotalamus. Asal mula
hipofisis anterior dan epitel faring ini dapat menjelaskan sifat epitoloid dari
sel-selnya, sedangkan asal mula hipofisis posterior dari jaringan neural dapat
menjelaskan adanya banyak sekali sel-sel tipe glia yang terdapat dalam klenjar
ini.
Terdapat pembuluh
darah yang menghubungkan hipotalamus dengan sel- sel kelenjar hipofisis
anterior. sebagai kapiler pada kedua ujungnya yang disebut system portal. Dalam
hal ini system yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar hipofisis disebut
juga system portal hipotalamus – hipofisis.
2.3. Jenis-jenis
Sel dalam Kelenjar Hipofisis
2.3.1. Jenis-jenis sel dalam
kelenjar hipofisis anterior
Kelenjar
hipofisis anterior mengandung paling banyak jenis sel sekretorik (gambar 2.2).
Biasanya, terdapat satu jenis sel untuk setiap hormone utama yang dibentuk
dalam kelenjar ini. Dengan menggunakan metode pulasan khusus terikat pada
antibody dengan afinitas tinggi, yang berkaitan dengan jenis hormone berbeda.
Gambar
2.2
Paling sedikit ada 5 jenis sel yang dapat
dibedakan satu dari yang lainnya, sebagai berikut :
1. Sematotropik
– Hormon pertumbuhan manusia (GH)
2. Kartikotropik
– Kartikotrofin (ACTH)
3. Tirotropik
– Hormon perangsang kelenjar tiroid (
TSH )
4. Gonadotropik
– hormone Gonadotropin, termasuk hormone lutein ( LH ) dan hormone perangsang
folikel ( FSH )
5. Laktotropik
– Prolaktin ( PRL )
Kira-kira 30-40%
sel-sel kelnjar hipofisis anterior merupakan sel jenis somatotropik yang
mengsekresi hormone pertumbuhan dan
kira-kira 20% merupakan jenis kortikotropik yang mensekresi ACTH. Sel jenis
lain masing-masing hanya 3-5% dari seluruh sel kelenjar ini, namun sel-sel ini
mensekresi hormone yang sangat kuat untuk mengatur fungsi tiroid, fungsi
seksual dan sekresi air susu dari payudara.
Sel jenis somatrotofik sangat kuat di pulas
dengan pulasan asam dan oleh karena nya disebut asidofilik. Jadi, tumor
kelenjar hipofisis yang mensekresi
banyak sekali hormone pertumbuhan manusia di sebut sebagai tumor asidofilik.
2.3.2.
Jenis-jenis sel dalam kelenjar hipofisis posterior
Kelenjar
hipofisis posterior yang juga di sebut neurohipofisis, terutama terdiri atas
sel-sel glia yang disebut pituisit. pituisit ini tidak mengsekresi hormone.
Badan sel dari sel-sel yang mensekresi hormone hipofisis posterior tidak
terletak di dalam kelenjar hipofisis posterior sendiri tetapi malah dalam
neuron-neuron besar yang terletak d nucleus supraoptic (mensekresi ADH) dan
parapantrikular hipotalamus (mensekresi oksitosin). Selanjtnya hormone-hormon
tersebut di angkut di kelenjar hipofisis posterior yakni di dalam aksoplasma
serat-serat saraf neuron yang berjalan dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis posterior.
Pituisit bekerja
sebagai setuktur penunjang bagi banyak
sekali ujung-ujung serat saraf dan bagian terminal akhir serat dari jaras saraf
yang berasal dari nukleous supra optic dan nukleous para ventrikel hifotalamus,
seperti tampak dalam gambar 2.3. Jaras saraf ini menuju ke neuron hipofisis
melalui tangkai hipofisis. Bagian akhir saraf ini merupakan kenok bulat yang
mengandung banyak granula-granula sekretorik, yang terletak pada permukaan
kapiler tempat granula-granula tersebut mengsekresikan hormone.
Gambar
2.3
Hormone
hipofisis posterior berikut ini:
(1). Hormone anti biuretik (ADH),yang juga di
sebut sebagai pasovresin
(2). Oksitosin.
Bila tangkai
hipofisis di potong di atas kelenjar hipofisis tetapi seluruh hipotalamusnya di
biarkan utuh, maka sekresi hormon hipofisis posterior masih terus berlangsung
hampir normal, sesudah mengalami penurunan sekresi sementara untuk selama
beberapa hari; hormone-hormon kemudian di sekresikan oleh ujung serat yang
terpotong yang terletak di dalam hipotalamus dan bukan oleh bagian akhir saraf
yang terletak di dalam kelenjar hipofisis posterior. Hal ini terjadi karna pada
awalnya hormone disintesis di dalam badan-badan sel dari nukleous supra optic
dan nukleous para ventrikel dan selanjutnya dengan bergabung dengan protein
“pembawa” yang di sebut neurofisin akann di angkut sepanjang ujung saraf yang
terletak di dalam kelenjar hipofisis posterior, dan untuk dapat mencapai
kelenjar itu di butuhkan waku beberapa hari.
ADH terutama di
bentuk di dalam nukleoues supra optic, sedangkan oksitosin terutama di bentuk
di dalam nucleus para pentrikel. Masing-masing nucleus ini dapat mensintesis
hormone kedua kira-kira seperenam dari hormone primernya.
Bila inplus
saraf di jalankan sepanjang serat yang berjalan dari nucleus supra optic atau
nucleus parapentrikel, maka hormone itu segera di lepaskan dari granula-granula
sekretoris di dalam ujung- ujung saraf dengan mekanisme sekresi yang biasa,
yakni dengan cara eksositosis, dan akhirnya akan di absorpsi oleh
kapiler-kapiler di dekatnya. Neuro pisin dan hormone-hormon tadi di sekresi
secara bersamaan, namun karena ikatan antara kedua jenis hormone ini longgar,
maka ada anggapan bahwa begitu di sekresikan kedua hormone ini akan segera
terpisah. Belum di ketahui apa fungsi neuro fisin setelah meninggalkan ujung
saraf.
2.4.Fungsi
Kelenjar Hipofisis
2.4.1.
Hipofisis Anterior (Adenohipofisis)
Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis
anterior berperan utama dalam pengaturan fungsi metabolisme di seluruh tubuh.hormon
yang dihasilkan lebih didominasi oleh hormone yang megatur mengenai
pertumbuhan, reproduksi, dan masalah stress. Hormon-hormonnya yaitu:
a)
Hormon Pertumbuhan /STH ( somatotrof Hormone)/ GW (growth
Hormone)
Meningkatkan pertumbuhan seluruh
tubuh dengan cara mempengaruhi pembentukan protein, pembelahan sel, dan
deferensiasi sel.
Hipersekresi
hormone pertumbuhan pada masa pertumbuhan aka mengakibatkan pertumbuhan yang
tak terkendali/ menjadi lebih cepat yang disebut Gigantisme. Sedangkan bila
hipersekresi pada masa dewasa akan mengakibatakan oertumbuhan tidak normal pada
beberapa bagian tubuh. Yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang
tidak normal, seperti bemgkak serta raqut wajah yang kelihatan lebih tebal
kulitnya, dagu memanjang. Pertumbuhan seprti ini dkenal dengan akromegali.
Pertumbuhan akromegali biasanya terjadi diatas usia 25 tahun.
Hipo sekresi hormone pertumbuhan akan
menyebabkan pertumbuhan kreatisme/ dwarfisme, yaitu pertumbuhan yang terhambat.
Pada pertumbuhan ini pertumbuhan berjalan normal, hanya saja pertumbuhan tulang
sangat terhambat.
b)
Adrenokortikotropi/ Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) /Kortikotropin
Mengatur sekresi
beberapa hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan mempengaruhi metabolism
glukosa, protein dan lemak.
c) Hormon perangsang Tiroid/
Thyroid Stimulating Hormone (TSH)/Tirotropin
Mengatur
kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan
selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia diseluruh tubuh.
d)Prolaktin/ Leuteotropic Hormone (LTH)
Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan
produksi air susu, dan memacu ovarium untuk menghasilkan hormone estrogen dan
progesterone. Hormone ini mempunyai lambang PRL.
e) Hormon Perangsang Folikel dan Hormon Lutein
Mengatur
pertumbuhan gonad sesuai dengan aktivitas reproduksinya.
2.4.2. Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)
2.4.2. Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)
Hormon hipofisis posterior:
a) Hormon Antideuretik/ADH (disebit juga vasopresin)
a) Hormon Antideuretik/ADH (disebit juga vasopresin)
Mengatur
kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan membantu mengatur
konsentrasi air dalam cairan tubuh.
-
Fungsi Fisiologis dari
ADH
Sejumlah ADH
yang sedikit sekali – sebesar 2 nanogram bila di suntikan pada seseorang dapat
menimbulkan antidiuresis, yakni berkurangnya eksresi air oleh ginjal. Bila
hormone ADH ini tidak ada, maka duktus dan tubulus koligen tes hampir tidak
permeable terhadap air, sehingga mencegah reabsorpsi air dalam jumlah berarti dan karena itu mempermudah
keluarnya air yang sangat banyak kedalam urine,
juga menyebabkan pengenceran urine yang berlebihan. Sebaliknya bila ada
ADH, maka permeabilitas duktus dan tubulus koligen tes sangant meningkat
menyebabkan sebagian besar air direabsorpsi sewaktu cairan tubulus melewati
ductus koligen tes, sehingga air yang disimpan dalam tubuh akan lebih banyak
dan menghasilkan urine yang sangat pekat. Mekanisme yang tepat mengenai kerja
ADH pada ductus untuk meningkatakan permiebilitas ductus baru di ketahui
sebagian. Tanpa ADH, membrane luminal sel tubulus hampir dipermeabel
terhadap air. Akan tetapi, segera setelah berada didalam membrane sel,
terdapat sejumlah besar vesikel-vesikel
khusus yang mempunyai pori-pori yang sangat permeable terhadap air. Bila ADH
bekerja pada sel, ADH pertama bergabung dengan reseptor membrane yang
menyebabkan pembentukan cAMP. cAMP selanjutnya menyebabkan posporilasi dari
element-element di dalam vesikel-vesikel khusus yang kemudian menyebabkan
vesikel masuk kedalam membrane sel apikel, jadi menyediakan banyak daerah yang
bersifat permeable terhadap air. Semua proses ini terjadi dalam waktu 5-10
menit. Kemudian, bila tidak ada ADH seluruh proses terbaik dalam waktu 5-10 menit
berikutnya. Jadi, proses ini secara temporar menyediakan banyak pori-pori baru
yang mempermudah difusi bebas air dari tubulus. Air kemudian diabsrpsi dari
pipa ductus dan tubulus koligen tes secara osmosis.
- Pengaturan
prodiksi ADH
1) PengaturanOsmosis
Bilz
cziran elektrolit yang pkat diinjeksikan ke dalam arteri yang mensuplai
hipotalamus, maka neuron-neuron ADH yang terdapat di dalam nukles supraoptik
dan pareventrikel segera menjalarkan implus ke kelenjar hipofisis posterior
untuk melepas banyak sekali ADH ke dalam sirkulasi darah, seringkali
menigkatkan sekresi ADH sampai sebanyak 20 kali dari normal. Sebaliknya, bila
ke dalam arteri disuntikan caitran yang encer, maka perjalaran inpuls terhenti
dan sekresi ADH terhen ti sama sekali. ADH ynag sudah ada di dalam jaringan
dirusak denagn kecepatan kira-kira
setengahnya setiap 15 sd 20 menit. Jadi dalam waktu beberapa menit saja,
konsentrasi ADH dalam cairan tubuh akan berubah dari sedikit menjadi banyak
atau sebaliknya.
Di
dalam hipotalamus terdapat osmoresptor. Bila cairan ekstraseluler menjadi
terlalu pekat, cairan akan ditarik oleh osmosis keluar dari sel osmoreseptor,
mengurangi ukuran sel dan menimbulkan sinyal saraf untuk menimbulkan sekresi
ADH tambahan. Sebaliknya, bila cairan eksta seluler menjadi terlalu encer, air
bergerak melalui osmosis dengan arah yang berlawanan, masuk ke dalam sel, dan
keadaan ini akan menurunkan sinyal untuk sekresi ADH.
Bila
cairan tubuh menjadi sangat pekat, maka nukles supraoptik akan dirangsang, sehingga
ada penjalaran impuls ke kelenjar hipofisis posterior dan ADH disekresikan. ADH
ini disalurkan melalui darah ke ginjal, dimana ADH meningkatkan permeabilitas
duktus koligentes terhadap air. Akibatnya, sebagian besar air kemudian
direabsorpsi dari cairan tubulus, sedangkan elektrolitnya akan diteruskan dan
dibuang melalui urin. Proses ini mengencerkan cairan ekstraseluler, sehingga
mengembalikan cairan ekstraseluler ke keadaaan dengan tekanan osmotic normal.
-
efek vasokonstriktor dan penekanan dari ADH, dan peningkatan sekresi ADH yang
disebabkan oleh volume darah yang rendah
Konsentrasi
ADH yang tinggi mempunyai efek kuat dalam penyempitan arteriol disetiap tempat
di dalam tubuh dan oleh karena itu meningkatkan tekanan arteriol. Karena alasan
ini, ADH mempunyai nama lain vasopressin.
Salah
satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ADH (vasopressin) menjadi kuat adalah
penuruna volume darah. Keadaan ini terjadi secara hebat terutama saat volume
darah turun 15 sd 25 %, dengan kecepatan sekresi meningkat sering samapi 50
kali dari normal. Penyebab penin gkaan ini dalah sebagai berikut:
Atrium,
terutama atrium kanan, mempunyai reseptor regang yang dibangkitkan oleh
kelebihan pengisian. Bila reseptor regang ini dibangkitkan, reseptor akan
mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat sekresi ADH. Sebaliknya, bila tidak
dibangkitkan akibat tidak penuhnya pengisisan, terjadi proses yang berlawanan,
dengan peningkatan sekresi ADH yang sangat besar. Lebih lanjut, disamping
reseptor regang atrium, penurunan regangan baroreseptor pada daerak
carotid,aortic, dan pulmonary berperan dalam meningkatkan sekresi ADH.
b) Oksitosin
Membantu
menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke putting susu selama pengisapan
dan mungkin membantu melahirkan bayi pada saat akhir masa kehamilan.
-
Efek pada uterus dan
persalinan
Zat oksitosik
merupan salah satu zat yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus yang hamil.
Hormone oksitosin, sesuai dengan namanya, sangat kuat merangsang uterus yang
hamil, terutama pada akhir kehamilan. Oleh karena itu, sebagian besar ahli
kebidanan beranggapan bawha hormone ini paling sedikit berperan
dalam persalinan bayi. Hal ini ditunjang dengan kenyataan berikut :
1. Pada
binatang yang hipofisisnya di potong ( hipofisektomi ) lama waktu persalinannya
akan panjang, jadi menunjukan adanya kemungkinan efek oksitosin selama
persalinan.
2. Selama
persalinan jumlah oksitosin dalam plasma meningkat, khususnya pada stadium
akhir.
3. Perangsangan
serviks pada binatang yang hamil menimbulkan sinyal saraf yang dijalarkan
melewati hipotalamus dan dapat meningkatkan sekresi oksitosin.
-
Efek oksitosin pada
pengeluaran air susu
Oksitosin
berperan penting pada proses laktasi, suatu peran yang lebih dipahami daripada
kemungkinan peranan oksitosin dalam persalinan. Proses laktasi menyebabkan
timbulnya pengiriman air susu dari alveoli ke ductus sehingga dapat di isap
oleh bayi. Mekanismenya adalah sebagai berikut : stimulus isapan pada puting
susu menimbulkan sinyal yang dijalarkan
melalui saraf-saraf sensorik ke otak. Sinyal ini akhirnya mecapai neuron-neuron
oksitosin yang ada didalam nucleus para ventrikel dan
supraoptik dalam hipotalamus, yang menyebabkan timbulnya pelepasan
oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior. Selanjutnya oksitosin diangkut
oleh darah ke payudara untuk menimbulkan kontraksi sel-sel mioepitel yang
terletak diluar dan untuk membentuk kisi-kisi mengelilingi alveoli kelenjar
payudara. Dalam waktu kurang dari 1 menit sesudah awal pengisapan, air susu
mulai mengalir. Oleh karena itu, mekanisme ini sering disebut sebagai pelepasan
susu ( milk letdown ) atau ejeksi susu (milk ejection) .
2.4.3. Pars Intermedia
Daerah kecil
diantara hipofisis anterior dan posterior yang relative avaskular, yang pada
manusia hamper tidak ada sedangkan pada bebrapa jenis binatang rendah ukurannya
jauh lebih besar dan lebih berfungsi. Hipofisis bagian tengah ini hanya
menghasilakan melanosit stimulating
hormone (MSH). Hormin ini mempengaruhi warna kulit individu karena MSH
mensekresi pigmen warna (melanin).
2.5.
Pengaturan Sekresi Kelenjar Hipofisis
oleh Hipotalamus
Hampir semua
kelenjar hipofisis diatur baik oleh hormone atau sinyal saraf yang berasal dari
hipotalamus. Sebenarnya, bila kelenjar
hipofisis ini diambil dari kedudukannya dibawah hipotalamus dan di
transplantasikan pada beberapa bagian
tubuh lain maka kecepatan sekresi berbagai hormone yang berbeda kecuali
prolaktin menurun sampai kadar rendah pada beberapa hormone malah sampai
nol.
Sekresi
dari kelenjar hipofisis posterior di atur oleh sinyal-sinyal saraf yang berasal
dari hipotalamus dan akhir pada hipofisis posterior. Sebaliknya sekresi
kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormone-hormon yang disebut hormone (atau
factor) pelepas hipotalamus dan hormone (factor) penghambat yang di sekresikan
kedalam hipotalamus sendiri dan
selanjutnya dijalarkan ke hipofisis anterior melalui pembuluh-pembuluuh
darah kecil yang disebut pembuluh darah pota hipotalamus – hipofisis. Didalam
kelenjar hipofisis anterior hormone pelepas dan hormone penghambat ini bekerja
terhadap sel kelenjar dan mengatur sekresi kelenjar tersebut.
Hipotalamus
selanjutnya menerima sinyal-sinyal dari hampir semua sumber yang mungkin dalam
system saraf. Jadi, bila seseorang dapat rangsangan nyeri, maka sebagian sinyal
nyeri itu akan dijalarkan ke hipotalamus. Demikian juga, bila seseorang
menderita depresi atau kegembiraan yang sangat kuat, maka sebagian sinyal itu
akan dijalarkan ke hipotalamus. Rangsangan penghidu yang merupakn bau yang
menyenangkan atau yang tidak menyenangkan akan menjalarkan komponen sinyal yang
kuat langsung dan melewati inti amigdala ke hipotalamus. Bahkan konsentrasi
bahan makanan elektrolit, air, dan berbagai hormone yang ada di dalam darah
dapat menrangsang atau menghambat berbagai bagian hipotalamus. Jadi hipotalamus
dianggap sebagai pusat pengumpul informasi mengenai kesehatan dalam tubuh, dan
sebaliknya sebagian besar dari informasi ini digunakan untuk mengatur sekresi
sebagian besar hormone hipofisis yang sangat penting.
2.5.1. Sistem porta hipothalamus – hipofisis
Kelenjar hipofisis anterior merupakan
kelenjar yang mempunyai banyak sekali pembuluh darah dengan sinus kapiler yang
sangat luas disepanjang sel-sel kelenjar. Hampir semua darah yang memasuki
sinus ini mula-mula akan melewati ruang kapiler ( capillary bed) pada bagian
hipotalamus. Darah kemudian melewati pembuluh porta hipotalamus, hipofisis
kecil ke sinus hipofisis anterior. Jadi,
gambar 2.4 menunjukan bagian paling bawah dari hipotalamus yang disebut
eminensia mediana yang dibagian inferior berhubungan dengan tangkai hipofisis.
Arteri kecil menembus kedalam substansi eminensia mediana dan kemudian
pembuluh-pembuluh darah tambahan yang lain kembali ke permukaan eminensia,
bersatu untuk membentuk pembuluh-pembuluh porta hipotalamus-hipofisis.
Pembuluh-pembuluh darah ini sebaliknya akan menjalar kebawah sepanjang tangkai
hipofisis untuk mengalihkan darah ke sinus hipofisis anterior.
Gambar 2.4
System portal
merupakan saluran vascular yang penting karena memungkinkan pergerakan hormone
pelepasan dari hypothalamus ke kelenjar hipofisis , sehingga memungkinkan
hypothalamus mengatur fungsi hipofisis. Rangsangan yang berasal dari tak
mengaktifkan neuron dalam nucleus hypothalamus yang mensintesis dan menyekresi
protein degan berat molekul yang rendah. Protein atau neuro hormone ini dikenal
sebagai hormone pelepas dan penghambat. Hormon –hormon ini dilepaska kedalam
pembuluh darah system portal dan akhirnya mencapai sel – sel dalam kelenjar
hipofisis. Dalam rangkaian kejadian tersebut hormon- hormon yang dilepaskan
oleh kelenjar hipofisis diangkut bersama darah dan merangsang kelenjar-kelenjar
lain ,menyebabkan pelepasan hormon – hormon kelenjar sasaran. Akhirnya hormon –
hormon kelenjar sasaran bekerja pada hipothalamus dan sel – sel hipofisis yang
memodifikasi sekresi hormone.
1. Sekresi hormon pelepas
hipothalamus dan hormon penghambat ke eminensia mediana
Neuron-neuron
khusus di dalam hypothalamus mensintesis dan mensekresi hormone pelepas
hypothalamus dan hormone penghambat yang mengatur sekresi hormone hipofisis
anterior. Neuron –neuron ini berasal dari berbagai bagian hypothalamus dan
mengirimkan serat – serat sarafnya nenuju ke eminensia mediana da tuber sinerum
, jaringan hypothalamus yang menyebar menuju tangkai hipofisis. Bagian ujung
serat – serat saraf ini berbeda dengan ujung- ujung serat saraf umum yang ada
di dalam system saraf pusat.dimana funsi serat ini tidak menghantarkan sinyal –
sinyal yang berasal dari neuron ke neuron yang lain namun hanya mensekresi
hormone pelepas dan hormone penghambat hypothalamus saja ke dalam cairan
jaringan. Hormone- hormone ini segera diabsorbsi ke dalam kapiler system porta
hypothalamus dan hipofisis dan langsung diangkut ke sinu kelenjar hipofisis
anterior.
2.
Fungsi hormon pelepas dan hormon penghambat dalam hipofisis anterior.
Hormone –hormon pelepas dan hormone –
hormone pnghambat berfungsi mengatur sekresi hormone hipofisis anterior. Untuk
sebagian besar hormone hipofisis , yang penting adalah hormone pelepas ,tetapi
untuk prolaktin ,mungkin sebagian besar hormone penghambat yang mempunyai
pengaruh paling banyak terhadap pengaturan hormone. Hormone – hormone pelepas
dan penghambat hypothalamus yang terpenting adalah :
• TRH :
hormone pelepas tiroid yang menyebabkab pelepasan hormone perangsang tiroid.
• Hormone pelepaS kortikotropin(CRH) : menyebabkan pelepasan adenokortikotropin
• Hormone pelepas hormone pertumbuhan
(GHRH) : menyebabkan pelepasan hormone pertumbuhan
dan hormone penghambat hormone pertumbuhan (GHIH) yang mirip dengan hormone
somatostatin dan menghambat pelepasan hormone pertumbuhan.
• Hormone pelepas gonadotropin(GnRH) : menyebabkan pelepasan dari dua hormone gonadotropik, hormone lutein
dan hormone perangsang folikel.
• Hormone penghambat prolaktin
(PIH) : menghambat sekresi prolaktin.
3. Daerah –daerah spesifik dalam
hipothalamus yang mengatur sekresi faktor pelepas dan faktor penghambat
hipothalamus yang spesifik.
Sebelum diangkut ke kelenjar hipofisis
anterior , semua atau hamper semua hormone hypothalamus disekresi ke ujung
serat saraf yang terletak di dalam eminensia mediana. Perangsangan listrik pada
daerah ini merangsang ujung- ujung saraf dan oleh karena itu pada dasarnya menyebabkan
pelepasan semua hormone hypothalamus. Akan tetapi badan sel neuron yang
menyebar ke eminensia mediana ini terletak di daerah khusus dalam hypothalamus
atau pada daerah yang berdekatan dengan bagian basal otak.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
ü Hipofisa
merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong diameternya kira-kira 1 cm dan
beratnya 0,5-1 gram, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela
tursika) di dasar otak. dan
dihubungkan dengan hipotalamus oleh tungkai hipofisis atau hipofisia.
Meskipun berukuran kecil, tetapi hipofisis memegang peranan penting dalam
koordinasi kimia tubuh sehingga disebut master
of gland.
ü Kelenjar
hipofisis dibagi menjaditiga:
1)
Hipofisis Anterior (Adenohipofisis)
Hormon yang dihasilkan : GH, LTH, TSH, ACTH,
GONADOTROPIC
2)
Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)
Hormon yang dihasilkan : ADH, OKSITOSIN
3)
Pars Intermedia
Hormon yang dihasilkan : MSH
ü Pengaturan
sekresi kelenjar hipofisis diatur oleh hipotalamus, baik oleh hormone atau
sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton,Athur
C,dkk.1997.Fisiologi Kedokteran Edisi 9.Jakarta:EGC
Jati,Wijaya.2007.Aktif Biologi.Jakarta:Ganesa Exact
www. Wikipedia.com
dr.Bambang
Widjanarko, SpOG. “Kelenjar Hipofisis”,www.reproduksiumj.blogspot.com.jumat, 24 Agustus 2012
“Klenjar Hipofisis”,
Posting Komentar